Kualitas
pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses pengolahan
maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-bahan
kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif.
Aditif
yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki
kualitas minyak pelumas. Penambahan aditif dalam minyak pelumas ini
berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi, temperatur, dan kerja dari
mesin itu sendiri. Oleh karena itu jenis-jenis minyak pelumas
berbeda-beda kita temukan di pasaran. Contohnya SAE 20W-40, SAE 10W-40,
dll.
Penambahan aditif kedalam minyak
pelumas bukan perkara mudah karena minyak pelumas akan bereaksi dengan
aditif tersebut, dan juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif
lainnya. Oleh karena itu formulasi penambahan aditif terus dilakukan
untuk mendapatkan minyak pelumas kualitas tinggi. Berikut ini adalah
jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.
Deterjen
Merupakan
aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi
timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya.
Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang
beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan
adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.
Dispersan
Aditif
yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi
terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok
untuk digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering
berhenti dan berjalan.
Antioksidan
Karena
lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan
udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga
kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator
oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami sederetan
reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas.
Untuk
itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi
peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit,
disulfida, selenida dan zink ditiofosfat.
Pelindung Korosi
Berfungsi
untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam
mesin. Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari
minyak peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak
pelumas dan hasil pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin
piston.
Kalau sampeyan mau tahu cara-cara memilih oli yang baik silahkan kunjungi blog ini Artikel terkait:
Daur ulang oli bekas
sumber:
- http://berita-iptek.blogspot.com/2008/07/fungsi-aditif-minyak-pelumas.html
- Minyak Pelumas oleh Anton L. Wartawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar