Minggu, 31 Maret 2013

Mengenal Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus


Mengenal Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus

Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, hanya 88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Premium menggunakan tambahan pewarna dye. bahan bakar ini juga menghasilkan NOx (mononitrogen oksida, hasil reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara saat pembakaran) dan Cox dalam jumlah banyak.


Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax, seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak. Etanol digunakan dalam Pertamax sebagai peningkat bilangan oktannya.
Pertamax pertama kali diluncurkan pada 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena dalam Premix 98 ada unsur MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O, terbuat dari bahan etanol), yang berbahaya bagi lingkungan. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Premium. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah katalitik). Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal. Pertamax juga menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM lain.


[box_light]Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina. Pertamax Plus, seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi, dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak. Zat yang digunakan untuk meningkatkan oktannya adalah toluene. Pertamax Plus merupakan bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter (IWWFC). Jadi, Pertamax Plus dianggap lebih ramah lingkungan, antara lain karena tak menggunakan timbal, serta menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM lain. Bahan bakar ini merupakan adalah bahan bakar untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5 serta menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve timing intelligent (VVTI), (VTI), turbochargers, dan catalytic converters.

Sumber : http://wirawiri.net/2012/11/13/mengenal-premium-pertamax-dan-pertamax-plus/

Jika anda masih menggunakan premium / solar sebagai bahan bakar dan ingin meningkatkan perform kendaraan seperti pertmax plus, sekarang anda dapat menambahkan aditif bbm Bio Speed,... dengan cara meneteskan 3 tetes untuk setiap liternya...
harga satu botol hanya 15.000 untuk 50 liter bbm...

Kontak/ sms 085364664567 (khusu Batam)

 

Senin, 25 Maret 2013

Kapasitas Mesin Jadi Penentu Penggunaan Premium

detail berita
JAKARTA - Pemerintah akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur pelarangan mobil pribadi dengan tipe tertentu menggunakan premium. Penerbitan Permen ini dikarenakan imbauan penggunaan pertamax saja ternyata tidak cukup.

"Sejak kemarin pemerintah telah mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan pertamax. Namun, imbauan ini ternyata tidak efektif. Karenanya, pemerintah berencana mengeluarkan Permen pembatasan BBM bersubsidi yang akan efektif di Mei," ungkap
Dirjen Migas Evita H Legowo Hotel Four Seasons, Rabu (11/4/2012).

Pemerintah akan membatasi penggunaan bensin nonsubsidi pada kendaraan pribadi. Salah satu caranya dengan mengacu pada kapasitas mesin tertentu

"Salah satu opsi adalah mengarah kepada kapasitas silinder atau CC-nya. (Efektif) mungkin kalau enggak April- Mei awal, tetapi efektinya Mei," ujarnya.

Meski demikian pihak masih menggodok komposisi aturan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) terbaik bersama-sama dengan stakeholder.

"Nanti kita akan lihat siapa yang tidak boleh pakai (premium). Sekarang ini belum ada aturannya jadi kita hanya menghimbau saja. Teman- teman juga ingat kita tidak menghimbau sekarang saja tetapi dari tahun lalu, tetapi kelihatannya hasilnya tidak signifikan," tandasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, nantinya pulau Jawa dan Bali akan mendapatkan prioritas pelaksanaan Permen tersebut karena kesiapan infrastruktur.

Sumber : http://autos.okezone.com/read/2012/04/11/52/609495/kapasitas-mesin-jadi-penentu-penggunaan-premiumkapasitas-mesin-jadi-penentu-penggunaan-premium

Minggu, 24 Maret 2013

Tiga Masalah Mesin Penyebab Mobil Boros BBM

TEMPO Interaktif, Jakarta - Saat ini produsen mobil berlomba untuk memproduksi produk yang irit bahan bakar. Namun, sebagus apa pun teknologi mobil yang bersangkutan bila cara berkendara yang tidak tepat, maka konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang sia-sia pun akan tetap terjadi.

Selain perilaku mengemudi yang salah, komponen mesin yang bermasalah juga turut memberikan andil yang cukup besar menjadikan mobil boros BBM.

"Bisa dibilang ketidakberesan di komponen dan perilaku mengemudi yang salah masing-masing memberi sumbangan 50 persen terhadap  tingkat keborosan BBM," ujar Alif Sarbini, service advisor Utama Motor, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Mei 2011.

Menurut Alif, dari beberapa kasus yang ia tangani, hampir 90 persen mobil yang menjadi boros disebabkan oleh kesalahan dalam penyetelan busi, karburator atau injektor, serta klep di mesin.  Ironisnya, sebagian besar pemilik mobil tidak menghiraukan kondisi tersebut.

"Ada yang benar-benar karena tidak memahaminya dan tidak menyadari, ada yang masa bodoh," kata dia.

Padahal, bila permasalahan di tiga komponen itu dibiarkan berlarut-larut bukan hanya menjadikan mobil boros BBM tetapi juga menjadikan mesin cepat rusak. Lantas seperti apa permasalahan tersebut? Bagaimana cara mengatasinya? Berikut penjelasan Alif :

1.      Kepala dan sumbu busi terlalu renggang

Bila sumbu - bagian yang melengkung di atas sumbu atau kepala busi - dengan ujung kepala busi terlalu renggang, akan menjadikan percikan api yang digunakan membakar campuran BBM dan udara di mesin juga kecil. Akibatnya proses pembakaran tidak sempurna.

Banyak di antara BBM yang disemburkan injektor atau disuplai karburator akan terbuang percuma. "Padahal, pengemudi terus menginjak pedal gas, walhasil mobil akan boros bahan bakar," ujar Alif.

Untuk mengatasinya, atur ulang tingkat kerenggangan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan pabrikan. Umumnya tingkat kerenggangan itu 0,8 - 1 milimeter.

Upayakan tingkat kerenggangan tersebut tepat atau sesuai dengan ukuran tersebut. Pasalnya bila terlalu renggang, api yang dihasilkan terlalu kecil sehingga pembakaran tidak sempurna.

"Tetapi bila terlalu rapat, mesin justru akan mengelitik karena terjadi pembakaran prematur," kata Alif.

Pengaturan tingkat kerenggangan itu sangat disarankan bila mobil telah menempuh jarak 25 - 30 ribu kilometer.

2.      Setelan karburator atau injektor bermasalah

Biasanya setelah mobil berusia lima tahun atau lebih karburator atau injektor akan mengalami masalah. Kualitas bahan bakar yang kurang bagus, cara berkendara yang kerap menginjak pedal gas dalam secara berulang, adalah beberapa di antara penyebabnya.

Oleh karena itu, meski kerja injektor telah diatur oleh peranti bernama Electronic Control Unit (ECU) atau computer mobil, namun ada baiknya telah dilakukan penyetelan ulang. "Istilahnya melakukan tune up injektor, membersihkan dan mengatur klep bila mobil telah menempuh jarak minimal 90-100 ribu kilometer," sebut Alif.

Bila Anda ingin mengetahui kondisi injektor mobil Anda bisa dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan peralatan canggih. Beberapa bengkel besar telah menyediakan peralatan tersebut.

Adapun untuk mobil yang menggunakan karburator, pastikan BBM yang ada di tabung karburator volumenya sesuai dengan takaran. Menyetel ulang ulang klep dan jarum peranti itu merupakan langkah yang bijaksana guna mengantisipasi agar mobil tak boros BBM.

3.      Posisi klep mesin berubah

Klep di mesin, fungsinya seperti pintu di sebuah gerbang. Sehingga pintu telah rusak maka arus keluar masuk juga bisa tidak terkontrol.

Oleh karena itu, bagi pemilik mobil yang telah berusia lima tahun ke atas atau mobil baru yang terbukti boros bahan bakar untuk memeriksa peranti tersebut.

Atur ulang posisi klep. Pasalnya, bila terlalu rapat maka mobil akan boros BBM, sebab klep akan terbuka lebar kala pengemudi menginjak pedal gas dalam-dalam. Namun, sebaliknya bila terlalu renggang mesin mobil akan bersuara berisik.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2011/05/25/123336748/Tiga-Masalah-Mesin-Penyebab-Mobil-Boros-BBM

Kamis, 21 Maret 2013

Mobil Mewah Pakai Premium, Harus Siap Turun Mesin

 
JAKARTA – Harga bahan bakar minyak jenis Pertamax sudah menembus angka lebih dari Rp10 ribu. Situasi ini membuat beberapa mobil mewah harus turun pangkat dengan meminum bensin premium. Bagaimana efeknya jika mobil mewah menggunakan premium?

Okezone coba mencari tahu dengan menghubungi Kepala Bengkel Plaza Toyota Parman Suanda. Memang sangat kebetulan sekali, mobil mewah yang tertangkap kamera dan ramai dibicarakan adalah lansiran Toyota, yakni MPV premium Alphard dan sedan mewah Camry.

“Kalau saya lihat di pemberitaan, sepertinya ini oknum sopir yang bandel. Biasanya kalau pemilik kendaraan sudah mengerti apakah bahan bakar yang harus digunakan pada kendaraannya,” jelas Parman Suanda saat berbincang dengan okezone, Rabu (4/4/2012).

Parman menjelaskan, efek yang ditimbulkan saat mobil mewah menggunakan premium memang jangka panjang. “Yang paling terasa adalah mobil akan mengalami penurunan performa dan mesinnya akan ngelitik. Ruang bakar menjadi tidak bersih dan ini akan membuat overheat,” lanjut pria ramah ini.

Lalu, bila mengalami masalah tersebut beberapa komponen mesin juga akan tergerus, seperti katup, gasket silinder head, sil klep dan yang terparah ada kerusahan di ruang bakar.

“Kalau sudah ada kerusakan di ruang bakar, maka mobil harus turun setengah mesin. Kisaran biayanya dari Rp8 juta sampai Rp12 juta. Untuk itu kami tetap menghimbau agar pengguna mobil mewah tidak beralih dari bensin beroktan tinggi ke jenis Premium,” lanjut Parman.

“Ada juga yang menyiasatinya dengan mencapur bahan bakar jenis Pertamax Plus dengan Premium. Ini sah-sah saja, asal dalam komparasi tersebut persentase Pertamax lebih banyak dibanding Premium,” himbau Parman.

Plaza Toyota sebagai perpanjangan tangan produsen Toyota Astra Motor (TAM), juga terus memberikan edukasi kepada konsumen tentang pentingnya pemilihan bahan bakar untuk setiap kendaraan. Tujuannya agar mobil tersebut bisa tetap terawat dan tahan lama.
(zwr)

Sumber : http://autos.okezone.com/read/2012/04/04/87/605371/mobil-mewah-pakai-premium-harus-siap-turun-mesin